Rabu, 25 Januari 2017

putri tidur

Dahulu kala, terdapat sebuah negeri yang dipimpin oleh raja yang sangat adil dan bijaksana. Rakyatnya makmur dan tercukupi semua kebutuhannya. Tapi ada satu yang masih terasa kurang. Sang Raja belum dikaruniai keturunan.

Setiap hari raja dan permaisuri selalu berdoa agar dikaruniai seorang anak. Akhirnya, doa raja dan permaisuri dikabulkan. Setelah 9 bulan mengandung, permaisuri melahirkan seorang anak wanita yang cantik.

Raja sangat bahagia, ia mengadakan pesta dan mengundang kerajaan sahabat serta seluruh rakyatnya. Raja juga mengundang 7 penyihir baik untuk memberikan mantera baiknya.

"Jadilah engkau putri yang baik hati", kata penyihir pertama.

"Jadilah engkau putri yang cantik", kata penyihir kedua.

"Jadilah engkau putri yang jujur dan anggun", kata penyihir ketiga.

"Jadilah engkau putri yang pandai berdansa", kata penyihir keempat.

"Jadilah engkau putri yang bijaksana", kata penyihir kelima.

"Jadilah engkau putri yang pandai menyanyi", kata pneyihir keenam.

Sebelum penyihir ketujuh memberikan mantranya, tiba-tiba pintu istana terbuka. Sang penyihir jahat masuk sambil berteriak, "Mengapa aku tidak diundang ke pesta ini?"

Penyihir terakhir yang belum sempat memberikan mantanya sempat bersembunyi dibalik tirai.

"Karena aku tidak diundang, aku akan mengutuk anakmu."

Penyihir tua yang jahat segera mendekati tempat tidur sang putri sambil berkata, "sang putri akan mati tertusuk jarum pemintal benang, ha ha ha ha!..".

Si penyihir jahat segera pergi setelah mengeluarkan kutukannya. Para undangan terkejut mendengar kutukan sang penyihir jahat itu. Raja dan permaisuri menangis sedih.

Pada saat itu, muncullah penyihir baik yang ketujuh.

"Jangan khawatir, aku bisa meringankan kutukan penyihir jahat," ujar penyihir ketujuh.

"Sang putri tidak akan wafat, ia hanya akan tertidur selama 100 tahun setelah terkena jarum pemintal benang, dan ia akan terbangun kembali setelah seorang pangeran datang padanya", lanjut penyihir ketujuh.

Setelah kejadian itu, raja segera memerintahkan agar semua alat pemintal benang yang ada di negerinya segera dikumpulkan dan dibakar.

Enam belas tahun kemudian, sang putri telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan baik hati. Tidak berapa lama raja dan permaisuri melakukan perjalanan ke luar negeri.

Sang putri yang cantik tinggal di istana. Ia berjalan-jalan keluar istana. Ia masuk ke dalam sebuah puri. Di dalam puri itu, ia melihat sebuah kamar yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia membuka pintu kamar tersebut dan ternyata di dalam kamar itu, ia melihat seorang nenek sedang memintal benang.

Setelah berbicara dengan nenek tua, sang putri duduk di depan alat pemintal dan mulai memutar alat pemintal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar